Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menerapkan Pembelajaran Berdifferensiasi dengan Metode Pembelajaran Project Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PjBL)

Model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) atau di singkat PjBL adalah sebuah pendekatan inovatif dalam pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai strategi untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, termasuk keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Model ini menekankan pembelajaran kontekstual melalui proyek-proyek kompleks.

Model ini menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks dalam bentuk proyek-proyek. Hal ini sejalan dengan pendapat (Thomas, 2000) bahwa Project based learning adalah model pembelajaran yang mengorganisasi kelas dalam sebuah proyek. Proyek yang dihasilkan diharapkan berkualitas, otentik karya peserta didik. Proyek-proyek akan menstimulasi peserta didik untuk berperan aktif sebagai pemecah masalah, pengambil keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen. Thomas (2000) juga menguraikan karakteristik model pembelajaran berbasis proyek antara lain:
  1. siswa sebagai pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja
  2. terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
  3. siswa sebagai perancang proses untuk mencapai hasil
  4. siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
  5. melakukan evaluasi secara berkelanjutan.
  6. siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
  7. hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
  8. kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Dari uraian tersebut, Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam eksplorasi mandiri, penemuan, dan penerapan pengetahuan melalui proyek yang relevan dengan kehidupan nyata atau situasi masalah yang kompleks. Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran terdiferensiasi?

Penerapan PjBL (Project-Based Learning) dalam pembelajaran terdiferensiasi melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran sesuai kurikulum dan dapat diukur.
  2. Memilih topik proyek yang relevan dan menarik bagi siswa.
  3. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa melalui asesmen awal atau observasi.
  4. Mendesain tugas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.
  5. Menyediakan panduan dan sumber daya jelas tentang tujuan, ekspektasi, dan penilaian proyek.
  6. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa selama proyek.
  7. Mengevaluasi proyek sesuai kebutuhan siswa.
  8. Mengajak siswa merefleksikan pengalaman dan membuat pemetaan pembelajaran.

Dalam pembelajaran terdiferensiasi dengan Project-Based Learning (PjBL), sumber belajar digital dapat memberikan manfaat tambahan:

  1. Memanfaatkan berbagai sumber belajar digital seperti video, simulasi interaktif, dan tutorial online.
  2. Menggunakan sumber belajar digital untuk pengayaan siswa yang memiliki pemahaman lebih mendalam atau minat khusus.
  3. Menetapkan tugas berbeda sesuai kebutuhan belajar siswa dengan menggunakan sumber belajar digital.
  4. Mendorong kolaborasi melalui platform teknologi.
  5. Memantau kemajuan siswa melalui fitur umpan balik dan pemantauan pada sumber belajar digital.
  6. Mendorong kreativitas siswa dengan sumber belajar digital yang mendukung pembuatan konten.
  7. Memastikan aksesibilitas dan inklusi melalui sumber belajar digital yang disesuaikan.
Dengan memanfaatkan sumber belajar digital dalam Project-Based Learning (PjBL), pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, memberikan pengalaman pembelajaran yang beragam, dan meningkatkan efektivitas pembelajaran terdiferensiasi.

Referensi:

(Thomas, D. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning. San Rafael, CA: Autodesk Foundation.)