Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Debat Aktif

Model pembelajaran debat aktif adalah sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam berdebat dengan menggunakan argumen yang terstruktur dan didukung oleh bukti atau fakta yang relevan. Beberapa ahli yang merumuskan konsep dan prinsip dasar dari model pembelajaran debat aktif antara lain:

Stephen Toulmin

Stephen Toulmin adalah seorang filsuf asal Inggris yang mengembangkan model argumen yang dikenal dengan Toulmin Model of Argumentation. Model ini terdiri dari enam elemen utama, yaitu claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Model Toulmin ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran debat aktif karena memfasilitasi siswa dalam mengembangkan argumen yang terstruktur dan didukung oleh fakta yang relevan.

David W. Johnson dan Roger T. Johnson

David W. Johnson dan Roger T. Johnson adalah seorang profesor di bidang pendidikan yang telah melakukan penelitian dan pengembangan pada model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran debat aktif adalah Cooperative Controversy. Model ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui debat dengan kelompok yang memiliki pandangan atau sudut pandang yang berbeda.

Jon Pedersen dan Karen Schrier

Jon Pedersen dan Karen Schrier adalah seorang peneliti dan pengembang di bidang pembelajaran game atau game-based learning. Salah satu model pembelajaran game yang dapat diterapkan dalam pembelajaran debat aktif adalah Model Pembelajaran Debat yang Berbasis Game atau Game-based Debate. Model ini memungkinkan siswa untuk belajar dan berlatih dalam mengembangkan argumen yang terstruktur dan didukung oleh fakta yang relevan melalui permainan debat yang seru dan menarik.

Model Pembelajaran Debat Aktif ini sangat efektif dalam melatih kemampuan berbicara di depan umum, berargumentasi, dan menganalisis informasi. Selain itu, model ini juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan kritis, kolaborasi, serta menghargai pendapat orang lain.

Beberapa langkah yang umumnya dilakukan dalam Model Pembelajaran Debat Aktif adalah sebagai berikut:

  1. Memilih topik perdebatan yang kontroversial dan menarik perhatian siswa.
  2. Pembagian siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pro dan kontra terhadap topik yang akan diperdebatkan.
  3. Siswa mengumpulkan informasi dan fakta yang relevan terhadap topik perdebatan,
  4. Pembagian peran, yaitu seorang siswa menjadi ketua tim, penjaga waktu, dan penilai.
  5. Melakukan debat, dimana masing-masing kelompok menyajikan argumen dan fakta untuk mendukung posisi mereka, serta merespon argumen dari kelompok lawan.
  6. Penilaian, yaitu penilaian dilakukan berdasarkan kualitas argumen, kejelasan penyajian, dan kemampuan merespon argumen lawan.

Kelebihan Model Pembelajaran Debat Aktif:
  1. Meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum dan kemampuan argumentasi.
  2. Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi informasi.
  3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis sudut pandang orang lain serta merespon secara tepat.
  4. Meningkatkan kemampuan kerjasama tim dalam mengumpulkan informasi dan menyajikan argumen.
  5. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menghargai pendapat orang lain serta memahami sudut pandang yang berbeda.
Namun, Model Pembelajaran Debat Aktif juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
  1. Mungkin tidak efektif untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan berbicara yang baik, sehingga mereka bisa merasa kesulitan untuk mengikuti proses debat.
  2. Menuntut waktu yang cukup lama, karena siswa harus melakukan riset terlebih dahulu dan meluangkan waktu untuk presentasi di depan kelas.
  3. Tidak cocok untuk topik-topik yang kurang menarik atau kurang relevan bagi siswa.
  4. Tidak semua siswa nyaman berbicara di depan umum, sehingga mungkin ada siswa yang merasa canggung dan tidak nyaman ketika harus berbicara di depan kelas.
  5. Dalam beberapa kasus, debat bisa menjadi terlalu kompetitif sehingga siswa lebih fokus pada menang daripada mengembangkan kemampuan argumentasi yang benar.
Meskipun demikian, kelebihan Model Pembelajaran Debat Aktif biasanya lebih banyak daripada kekurangannya, sehingga model ini masih sangat efektif dan bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan mereka.

Referensi:

Toulmin, S. 1958. The uses of argument. Cambridge University Press.

Johnson, D. W., & Johnson, R. T. 1989. Cooperation and competition: Theory and research. Interaction Book Company.

Pedersen, J. E., & Schrier, K. 2013. Models of game-based learning for the 21st century. In International Handbook of Research on Technologies for Effective Teaching and Learning (pp. 202-215). IGI Global.