Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jawaban Miskonsepsi Proses Pemrofilan Perkembangan Literasi Guru Belajar Seri Literasi dan Numerasi

 

Miskonsepsi 1: Miskonsepsi Proses Pemrofilan Perkembangan Literasi

Mari kita gali pengalaman awal bapak/ibu disini mengenai miskonsepsi Proses Pemrofilan Perkembangan Literasi. Untuk memudahkan menggali pengalaman awal, amati beberapa miskonsepsi berikut ini.
  1. Pada saat hendak menyusun program literasi di sekolah, guru dapat melihat dari kemampuan peserta didik membaca dan menulis. Guru menugaskan peserta didik untuk membaca buku lalu merangkumnya.
  2. Cara mengukur kemampuan literasi peserta didik ketika kelas 4 SD dapat dilakukan dengan menugaskan peserta didik membaca beberapa buku lalu meminta peserta didik menceritakan kembali.
  3. Dasar penyusunan program, program literasi disamakan semua jenjang kelas.

Setelah mengamati miskonsepi di atas, silakan tuangkan pendapat Bapak/Ibu dengan menjawab pertanyaan berikut ini.

  • Bapak Ibu Guru, apakah praktik di atas sering Anda temukan?
  • Bagaimana pendapat Anda?
  • Apakah praktik tersebut benar secara konsep literasi?

Jawaban:

Praktik diatas masih sering ditemukan, karena kita mencari cara yang paling mudah untuk mengukur literasi, adapun tanggapan saya terhadap 3 poin di atas adalah:   

  1. Seperti kita ketahui dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi kita sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas, sebagai contoh kemampuan menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut.
  2. Memberikan tugas kepada pesera didika dalam hal membaca beberapa buku kemudian meminta mereka menceritakannya kembali merupakan salah sata cara mengukur kemampuan literasi, dan ada juga mendengarkan, atau berbicara yang harus kita pertimbangkan dalam literasi
  3. Adapun dasar dalam penyusunan program literasi haruslah disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.